Tangerang (tanah tinggi) - Guru mempersiapkan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan siswa secara menyeluruh dan komplit dari sisi keluarga. Hari rabu (29/1) seusai pulang sekolah pukul 14.00 wib dan pembelajaran telah selesai. Guru beserta dua siswa Aulia (9) dan Syifa (9) agar menemani kemudian memberi tahu arah lokasi tempat tinggal siswa yang akan di home visit. Yaitu Ananda Arif Maulana (9) yang senang dengan permainan sepak bola dan siswa yang berprestasi di sekolah.
Alhamdulillah, sampailah di tempat rumah kediaman wali murid kelas 3 SD Juara Tangerang telah dilaksanakan kunjungan rumah atau istilah di bimbingan konseling adalah home visit. Tampak ramah wali murid menerima kedatangan saya sebagai wali kelas 3 hingga terjalin komunikasi yang baik.
Ananda arif panggilannya sudah 3 hari tidak berangkat sekolah. Saya dapat info dari home visit menurut penuturan ibundanya bahwa Arif merasa minder atau ketakutan untuk bersekolah karena takut di bully teman - temannya. Ternyata dari penuturan Arif sendiri pada hari sabtu kawannya berkunjung untuk mengajak latihan marawis kemudian, kakak arif mengejek di depan kawannya arif dengan kata yang tidak Arif sukai. Ia langsung marah, malu, dan takut di bully.
Padahal itu tidak akan terjadi jika Arif tidak menghindar dari masalah tersebut. Hadapi dahulu sebab kita tidak tahu akan terjadi seperti apa.
Alhamdulillah, sebelumnya temannya sudah dikonfirmasi kepada saya mereka cukup mengetahui dan tidak akan sampai membullynya karena teman - teman sudah paham dan mengerti bahwa membully itu tindakan yang tidak baik, hanya membuat pertemanan menjadi buruk dan tidak mendapatkan manfaat apapun baik untuk dirinya sendiri serta orang lain.
Maka "STOP BULLYING" kekerasan verbal lebih berbahaya dibanding fisik.
Tak banyak orang tahu kalau verbal bullying atau penindasan yang dilakukan dengan kata-kata, pernyataan atau julukan tertentu ternyata memiliki efek yang lebih dahsyat dibandingkan dengan bullying yang dilakukan dengan kekerasan fisik. Sebab, menurut psikolog klinis Liza Marielly Djaprie, efeknya memang tidak terlihat tapi cukup 'mematikan'.
Komentar
Posting Komentar